Jujur, angka 21 telah menjadi sangat sensitif di telingaku dan telingamu (mungkin). Aku telah mencoba menorehkan sedikit coretan bahagia di tanggal itu. Setiap kita mengingat, maka kita akan tersenyum, dan secepatnya malah akan bahagia. Terlebih, Karena kau sebenarnya, aku jadi bahagia seperti ini.
Ya benar, memang. Entah mengapa aku juga, kau begitu pandai memberikan kesan yang baik terhadapku. Semacam memberi sebuah tanda keyakinan bahwa kaulah yang tak akan memberi rasa sakit (lagi) kepadaku. Memang aku sempat ragu awalanya, ragu bahwa kau bersikap seperti itu hanya main-main saja, semacam hanya menemani jika kau kesepian saja. Tapi, lama-kelamaan kau meyakinkanku bahwa main-main itu tak pernah ada. Kau juga sudah bosan tentunya.
Aku selalu menyebutnya *twentyonewish. Harapan di angka 21. Entah apa itu harapannya, terserah padamu dan aku, kau meyakini dalam mulut dan hatimu semua yang kita harapkan. Dan yang terpenting juga, kita saling meyakini bahwa semua yang kita telah harapkan jangan di khianati sekalipun.
Setelah malam itu, aku selalu tersenyum disetiap langkahku. Seperti senyum tidak percaya jika kau (pada akhirnya) milikku juga. Aku bahagia, makanya aku menulis seperti ini. Agar semua orang (tentunya dirimu) bisa ku bagi kebahagiaannya. Aku tak tahu pasti caranya, hanya dengan cara ini semua yang membaca harapanku, merekapun bisa senang. Agar cinta kita berguna tentunya.
Jika ada yang sedih, please dengan membaca ini mudah-mudahan menjadi sedikit (saja) tersenyum. Jika bahagia, tolong bagikan juga kebahagiaannya.
Cukup sekian saja nampaknya kali ini.
*pesanuntukkau.
Aku memang tak setampan minimalnya dengan yang lainnya, tapi nampaknya aku tak ragu memberikan apa yang orang sering sebut dengan cinta. Norak, kampungan memang. Tapi ya itulah aku. Silahkan tebak bagaimana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar