Bernabeu

entah mengapa..aku punya banyak hal dengan bernabeu sana. cinta, impian, dan tentunya masa depan, semuanya bersama bernabeu di madrid sana.

Selasa, 20 Juli 2010

cirambai, meneteskan air mata.

felicitations!selamat bagi orang yang membaca catatan ini.
Masih sekitar 12 bulan menuju tapantri.
Malam-malam itu merupakan awal dari aku dan teman-teman berpredikata sebagai anak kelas 6. Orang tersenior di pesantren, tentu berjuta rasanya.
Kadang jika seang malas mengambil air untuk minum, kita dengan manggil dengan muka sedikit digarangkan.
“hei eta kelas hiji, kadieu…”
“heh anak kelas satu, kesini lo..”
Ya kurang lebih seperti itu lah setiap saat kita kehausan. Tapi, yang terpenting adalah setiap yang pernah aku dan teman-temanku panggil, kelas berapapun tak pernah mengeluh karena kita semua baik tentunya dan tidak pernah berperilaku kelonco. Mungkin mereka mengerti, kebahagaiaan hidup di pesantren sebentar lagi akan hilang tak berbekas.
Jika di bilang sedih ya sedih, jika di bilang ngga sedih yang sedih banget. Kebayang ga sih sama kalian semua, teman satu angkatan yang selama 6 tahun tidak ganti-ganti dan tanpa persiapan yang matang sebelumnya mendadak harus berpisah? Kadan temen akrab 3 tahun di SMA yang tidak tinggal bersama pun, sedihnya bukan maian ketika harus berpisah.
Jadi, kisahnya suatu malam di asrama aku yang berisikan 18 orang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang nyampul buku(biasa orang apik di tahun ajaran baru), aku sendiri tidak pernah nyampul buku lagi semenjak tahu bahwa buku yang aku sampulkan itu selalu hilang, entah kemana.
Ada yang sedang asik mendengarkan lantunan lagu islami karya musisi top arab. Ada yang memang sedang menulis(seperti aku ini dulu, menulis tiap malam), ada yang ngacai karena tidur, mungkin terlena dengan udara malam yang lebih meyiratkan hawa tidur. Ada yang sedang duduk berduaan di pojok, mengobrol asik sampai tengah malam, yang pada akhirnya di ketahaui bahwa mereka sering curhat tentang hal paling absurd di dunia ini, cinta.
Oh iya, ngompngin maslag cita mala mini. Meskipun berlabel pesantren tapi kenormalan kita tetap saja ada. Karena memang putra dan putri di satukan maka sangat mungkin sekali terjadi main mata di antara lawan jenis, semua orang hamper mengalami, yang tidak mengalami nadalah orang-orang yang benar. Tapi bukan berarti yang mengalami tidak benar, hanya saja kurang benar. Tapi, ya itulah. Cinta menembus benteng sekeras apapun.
Setiap malam adalah waktu yang kami nantikan, untuk berkumpul.
“sok ah nyuarita euy..” silahkan bercerita, artinya.
Setiap malam kami memulai banya cerita yang membuat kami cengengesan, dan tak jarang cirambai, meneteskan air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar